Huuuhhh.
aku kembali bernafas dan mengerutkan keningku serta bibirku,
"lagi - lagi seprti ini" kata batinku mendalam
apakah tak ada kisah lain selain kisah ini ??????? pikirku ,
aku tersiksa dengan keadaan seperti ini,bukan kisah kehidupan yang aku dambakan selama ini, aku selalu mendambakan kebahagian yang benar-benar sempurna nantinya sewaktu aku mempunyai keluarga kecil, bukan hanya cinta yang besar yang aku inginkan,karna cinta yang terlalu besar juga menyakitKan bagiku,karna tak dilandasi dengan keiklasan dan ketulusna yang besar sesuai cinta yang besar tersebut.
Dari aku lahir aku memimpikkan kehidupan seperti itu nantinya, Jika itu tak terwujud,
aku hanya ingin terlahiir kembali didunia ini, dan menggantikan impianku,
sekarang aku harus melihat keadaan yang ada dengan kenyataaan yang ada
"jika NURHAMINTA HASIBUAN tidak mendapatkan seperti apa yang ia dambakan semenjak ia lahir,maka lahirkan ia kembali maka ia akan MERUBAH IMPIANNYA "
Selasa, 09 Oktober 2012
Mengapa Harus Takut Kehilangan Sesuatu
Seorang
lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial
keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.
Ia membungkuk dan menggerutu kecewa. “Uh, hanya sebuah koin kuno yg sudah
penyok.” Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank.
“Sebaiknya
koin in dibawa ke kolektor uang kuno”, kata teller itu memberi saran. Lelaki
itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar.
Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dollar untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dollar untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di
tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel
sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan
lemari 100 dollar untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak
untuk membawa pulang lemari itu.
Di
tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita melihat lemari
yang indah itu dan menawarnya 200 dollar. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita
menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju dan mengembalikan
gerobaknya.
Saat
sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan
menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Tiba-tiba seorang perampok keluar dari
semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istrinya
kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya bertanya,“Apa yg
terjadi? Engkau baik-baik saja kan? Apa yg diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki
itu mengangkat bahunya dan berkata,“Oh.. bukan apa-apa. Hanya sebuah koin
penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila
kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam
kepedihan yang berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala
karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan
pergi kita tidak membawa apa-apa.
Categories
MOTIVASI HIDUP
Langganan:
Postingan (Atom)