Butir – butir Air mata
Aku
ingat betul tanggal – tanggal itu semua, dimana aku merasakan kehilangan yang
benar-benar tlah hilang menurutku. Pertama, sosok yang tahu perkembanganku dari
aku kecil hingga sekarang sosok yang berkorban melawan kejamnya dunia demi
membesasarkanku,sosok yang ingin melihatku bahagia, sosok yang tak ingin pernah
melihatku bersusah,bersedih dan menangis, sosok yang membutuhi apa yang aku
butuhkan, Dia, dia , dia dan DIA adalah SOSOK yang aku sebut AYAH,tanggal itu
masih terkenang dibenakku 04 september 2013. Huuuuuhhhh......
Sampai
sekarangpun aku masih mengangapnya masih benar-benar hidup dijiwaku, dia belum
pergi,dia masih ada melekat didiriku dalam dan dalam sekali. Air mata pun tak
bisa mengungkapkan nya,apa lagi kata, diam pun tak mampu menjawab semua itu,
yang pasti aku benar-benar merasakan sesuatu yang tak bisa terungkapkan dalam
bentuk apapun. Sedih berlarutpun itu tak mengembalikan dan mengubah
segalanya,dan bahkan tertawapun tak bisa mengubah segalanya menjadi lebih indah
dan lebih baik lagi. Aku selalu bertanya dalam hati “ Lalu apa yang harus ku
lakukan sebenarnya sekarang ?”
Hari
terus berlalu, dan tanpa kusadari saat itu tlah berlalu semakin lama. Aku
terdiam sejenak membayangkan apakah aku tlah terlalu lama bermimpi sampai aku
lupa untuk pulang dan merebut kembali kebahagiaanku itu, tanpa kusadari air
mataku tlah terjatuh membasahi pipiku ini “ AYAH, andai saja ada waktu yang
dibuat untuk ku lagi dimuka bumi dengan dilahirkannya kembali aku kesini “ aku
akan dan masih memilih KAU sebagai AYAHku dan Dia sebagai IBUku, dengan dan
tanpa kekurangan Mu, aku akan masih memilih keluarga itu beserta 1 kakak
terbaikku dan 1 orang adik termaniskuh. Hidupku terasa sempurna jika aku
flashback semuanya dengan apa yang tlah kita miliki dan dengan apa yang tak
kita miliki. Dari kalian berdua (ayah dan ibu ) aku banyak belajar tentang
segala hal, kehidupan kita, “from zero to hero”. Kau mengajarkan tak ada yang
tak mungkin jika memang kalian berusaha, kalian bermimpi dan melakukan yang terbaik
dalam hidupmu.
Rabu
itu, aku ingat sekali ......
Hp
ku berdering, sehabis aku selesai mandi karena aku merasa gerah sekali sehabis
pulang mengajar karena sewaktu itu aku lagi dalam masa PPL di salah satu desa
dan aku lihat kakak ku yang menelfonku dan memberikan kabar yang tak pernah ku
dengar didalam hidupku aku seperti mendengarkan gemuruh yang menghentakkan
seluruh diriku dan pikiranku,sejenak aku terdiam, dan terpaku dengan airmata
yang terus mengalir tanpa terkendalikan. Hari itu adalah hari dimana aku seakan
– akan tak ingin lagi mendengarkan kabar apapun lagi dari orang lain. Disana
aku dengar isak tangis dari seorang kakak yang harus memberitahukan kabar
terburuk kepada adiknya yang sedang dalam perantauan dikota orang dan dia
memebrikan amanat kepada diriku untuk memberikan kabar itu pula kepada adikku
yang sedang didalam perantauan juga dengan kota yang sama denganku.tak pernah
terbayangkan oleh ku harus menjemputnya dan mengatakan kepadanya “ apa yang harus
kukatakan ?” didalam perjalanan 2 jam itu aku berfikir keras bagaimana cara
menyampaikannya , apa yang harus kukatakn , apa yang harus kuperbuat ketika dia
histeris mendegarnya disatu sisi aku harus menguatkan diriku juga dan disisi
lain aku harus menguatkan adik ku juga.
Suara
histeris dan isak terdengar oleh orang – orang yang bergerumuh disekitar rumah
kami , dengan pintu mobil dihempaskan begitu saja dan dengan barang seadanya
dilemparkan tah kemana dan tak tau siapa oran yang pertama kali menyambut kami
ketika turun dari mobil lalu memeluk kami memberikan semangat dan kekuatan
batin. Sekarang aku ingat suara yang mereka dengar itu adalah isak tangis dan
histeria ketidak percayaan kami melihat satu kenyataan yang tak pernah
terbayangkan oleh kami sebelumnya.
Semuanya
berhenti, tangispun sudah tak bisa lagi menggambarkan kami semua, ibu betapa
kuatnya kau menghadapin ini semua, kau tlah ditinggalkan oleh sosok yang tlah
menemanin hidupmu lebih dari 30 tahun. Kami tahu apa yang kau rasakan maafkan
kami jika kami seakan melarangmu tuk meraungin dan meratapin semua ini,tapi
kami hanya tidak ingin membuat mu lebih terpuruk lagi mengenang semua kenangan
manis mu dengannya.
Aku
masih ingat betul semuanya kejadian itu satu kebahagian tlah terampas dariku,
belum lagi aku melihat dan menyaksikan kepiluan ibuku tersayang aku,kakak dan
adik serta sanak family dan keluarga harus menguatkan ibu kami. Isak tangis
serta histeris masih menghiasin kediaman kami.
Seminggu
kemudian aku harus kembali untuk melaksanakan semua aktivitas PPL ku kembali
bersama adikku. Jujur kami belum siap meninggalkan situasu dan keadaan ini
semua, kami meninggalkan seorang ibu sendri dirumah dan dibantu olejh kakak
untuk menghadapin kenyataan inui semua secara berdua. Sakit sekali rasanya ada
diposisi kami yang harus meninggalkan mereka, tapi kami hanya berfikir ini lah
saatnya kami membuktikan hasil kerja keras AYAH kami.
NOTE
:
AYAH
kami akan membuktikan semua pengorbanan kalian selama ini takkan kami sia –
siakan yah, kami akan menjadi yang terbaik untuk kalian . semoga kau bisa
selalu tersenyum disana ayahku sayang.
(bersambung
.............................